Last modified: 2024-10-02
Abstract
Tulisan ini mengupas dimensi bernalar kritis dan kreatif dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang merupakan komponen dari kurikulum Merdeka. Bernalar kritis dan kreatif sudah sering dibicarakan dalam dunia pendidikan dan keterkaitannya dengan keterampilan Abad 21. Penelitian ini menggunakan konsep fantasi ideologi dari Slavo Zizek untuk menganalisis bagaimana ideologi bekerja dalam sistem pendidikan Indonesia, khususnya dalam konteks adaptasi skill abad 21 yang diwakili oleh dimensi bernalar kritis dan kreatif. Teori fantasi ideologi yang diperkenalkan oleh Zizek adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengkaji bagaimana ideologi bekerja dalam masyarakat dan bagaimana ideologi tersebut mempengaruhi cara individu memahami dan menjalani realitas sosial mereka. Teori fantasi ideologi dipilih untuk menganalisis dimensi P5 karena teori ini memungkinkan peneliti untuk melihat lebih dalam bagaimana ideologi bekerja dalam sistem pendidikan Indonesia. Teori ini membantu untuk mengungkap bagaimana dimensi bernalar kritis dan kreatif dalam P5 digunakan sebagai fantasi ideologi yang menutupi "lack" atau kekurangan dalam struktur subjek dan realitas sosial. Bagaimana P5 menciptakan ilusi bahwa pendidikan Indonesia telah sejalan dengan perkembangan global sambil tetap mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Teori fantasi ideologi juga membantu untuk memahami bagaimana ideologi P5 bekerja dengan menstruktur keinginan manusia dan menawarkan objek-objek fantasi yang tampaknya dapat memenuhi kekurangan tersebut. Ini berarti bahwa meskipun pelajar didorong untuk berpikir kritis dan kreatif, proses ini tetap terjadi dalam batasan yang ditentukan oleh ideologi dominan, yaitu P5. Dengan demikian, teori fantasi ideologi memberikan alat analisis yang kuat untuk mengkritik cara kerja ideologi dalam P5 terutama dimensi bernalar kritis dan kreatif untuk menciptakan ilusi kemajuan dan kesuksesan dalam sistem pendidikan. Dengan menggunakan metode studi literatur yang komprehensif, penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman mendalam tentang peran ideologi dalam struktur sosial, terutama dalam sistem pendidikan Indonesia.