Last modified: 2024-10-02
Abstract
Penelitian yang berkaitan dengan sejarah kepemimpinan Sultan Muhammad Idrus ini, berangkat dari persoalan yang menunjukkan adanya jarak antara teori, nilai dan seperangkat aturan moral lainnya dan pengejawantahannya di dalam kehidupan bermasyarakat, terutama masyarakat Buton. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menemukan penyebab dasar dari persoalan tersebut dan menemukan jawaban dari persoalan-persoalan tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian etika dan filsafat sejarah pragmatis, menggunakan pendekatan kualitatif, serta menitikberatkan pada studi kepustakaan. Pada proses pengolahan data, beberapa elemen metodologi yang digunakan, meliputi; interpretasi, kombinasi induktif dan deduktif, koherensi internal, komprehensif dan deskriptif. Hasil dari penelitian awal, dapat dikemukakan beberapa hipotesis sebagai berikut: 1) Manusia membutuhkan konsep moral keutamaan yang ada di dalam dirinya untuk terus menjadi manusia yang baik, 2) Konsep keutamaan moral itu dapat ditemukan di dalam ajaran dan sejarah masa lampau, dan 3) Bagi masyarakat Buton, konsep keutamaan moral itu dapat ditemukan melalui sejarah kepemimpinan Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin, serta 4) dari sejarah kepemimpinan tersebut, dapat menarik nilai-nilai, ajaran moral serta prinsip-prinsip moral sederhana yang dapat membantu masyarakat Buton memiliki pribadi yang baik.