Open Conference Systems, Seminar Nasional Sanata Dharma Berbagi: Seni dan Budaya 2023

Font Size: 
Reposisi status multi-spesies dalam Poshumanisme Antroposen
Rangga Kala Mahaswa

Last modified: 2023-10-18

Abstract


Wacana geologi Antroposen menantang pemahaman umum tentang kemanusiaan. Tantangan terbesar dari epos Antroposen itu sendiri ialah menempatkan posisi manusia sebagai geological force, sedangkan titik balik pembuktian epos ini selalu bertautan dengan akumulasi jejak antropogenik yang masih dapat diperdebatkan kemudian. Di sisi lain, proses ratifikasi Antroposen menolak aspek antroposentrisme kuat. Kajian ini lantas mencoba membuka alternatif wacana sejarah Antroposen dengan menawarkan perspektif Poshumanisme Baru. Peneliti mengambil pendekatan spekulatif-filosofis dari materialisme baru untuk dikembangkan dalam kerangka poshumanisme dengan metode studi literatur secara kualitatif. Tujuan pendekatan ini untuk membuktikan bahwa sejarah Antroposen bukan lagi tentang persoalan manusia sebagai pusat gerak perubahan tunggal skala-waktu geologi Antroposen, melainkan juga berdasarkan eksistensi ragam spesies non-manusia yang bergerak bersamaan membangun ‘politik ekologi’. Ruang gerak sejarah lingkungan Antroposen justru berpijak pada sejauh mana reposisi status multi-spesies dapat direkoginisi sebagai bagian integral dari sistem pengetahuan tentang sejarah lingkungan Antroposen. Artinya, konsep ini mampu memperluas perspektif kita untuk lebih mengakui agensi non-manusia yang saling berkelindan dan bertalian dalam kehidupan keseharian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perspektif pasca-humanisme menarik dimensi sang-liyan dalam percakapan sejarah kemanusiaan, sekaligus melalui trajektori Antroposen, telah mendorong reposisi eksistensi non-manusia yang terberi dari sebuah lanskap geologis di balik kehidupan sosio-ekologi; yang menghidup dan dihidupi oleh manusia itu sendiri.

 


Keywords


Antroposen, Materialisme Baru, Multi-spesies, Poshumanisme.