Open Conference Systems, Seminar Nasional Sanata Dharma Berbagi: Sosial dan Humaniora 2023

Font Size: 
Gambaran Resiliensi pada Remaja Korban Perundungan
Stefani Virlia, Jatie K. Pudjibudojo, Soerjantini Rahayu

Last modified: 2023-06-05

Abstract


Perundungan di sekolah berkembang semakin pesat dan menjadi masalah yang signifikan karena perundungan mayoritas dilakukan oleh remaja. Perundungan termasuk perilaku agresivitas yang dilakukan secara berulang dalam bentuk fisik, verbal, sosial yang di dalamnya ada perbedaan kekuatan atau status. Setiap perundungan memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi psikologis korbannya. Dampak tersebut dapat diatasi ketika korban memiliki resiliensi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 76 orang dengan karakteristik berusia 14-16 tahun dan pernah menjadi korban atau masih mengalami perundungan. Teknik sampling yang digunakan adalah menggunakan snowball sampling. Skala resiliensi menggunakan CD-RISC yang berisi 25 butir pernyataan dengan nilai alpha cronbach 0.911 dan rentang validitas 0.294-0.693. Terdapat 1 butir yang gugur sehingga total butir yang digunakan adalah 24 butir. Berdasarkan hasil riset yang diperoleh dari 76 siswa SMA yang menjadi korban perundungan, terdapat 12 siswa pernah mengalami perundungan fisik (15.8%), 35 siswa (46%) pernah mengalami perundungan verbal, serta 29 siswa (38,2%) pernah mengalami perundungan sosial. Dari 76 responden, mayoritas memiliki resiliensi tinggi (47.37%) sampai sangat tinggi (23.7%) dan sisanya memiliki resiliensi rendah (2.6%) dan sedang (26.3%). Hal ini menunjukkan bahwa resiliensi yang tinggi memuat faktor proteksi yang membantu korban untuk mempertahankan dirinya tetap berfungsi dengan baik serta mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk mengurangi dampak negatif yang muncul dari pengalaman traumatis akibat perundungan.

Keywords


Resilience; Bullying; Victims