Last modified: 2023-06-05
Abstract
Selama mengenyam pendidikan di Universitas Yesuit penulis menjadi terbiasa dengan refleksi dan merasakan manfaatnya, namun penulis merasa refleksi yang dilakukan oleh teman-teman sekadar formalitas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui permasalahan sebagai berikut: Bagaimana kontribusi refleksi bagi mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik (Pendikkat USD) di tengah globalisasi? Yang mana orang muda cenderung rentan mengalami kedangkalan. Sejalan dengan tujuan tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya sebanyak 8 informan dengan wawancara semi-terstruktur yang berlangsung dari bulan April-Mei 2023.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa refleksi berguna untuk mengolah pengalaman hidup menjadi bermakna berdasarkan konteks. Subjek mendapatkan manfaat dari refleksi, yaitu mengatasi suatu konflik, menjalin dan memulihkan relasi dengan diri sendiri, Tuhan, dan sesama, serta sebagai langkah awal untuk mengambil keputusan (diskresi). Mahasiswa/i Pendikkat USD didominasi oleh generasi Z sehingga usaha agar refleksi berkontribusi bagi kedalaman iman cenderung nuansa kultur orang muda, yaitu refleksi diiringi dengan musik/video, refleksi melalui kegiatan misalnya retret, rekoleksi, camping rohani, dan refleksi yang dipandu oleh fasilitator. Refleksi menjadi rekomendasi bagi orang muda agar menjadi warga negara yang beradab dan otentik demi nusa dan bangsa, hal ini sejalan dengan pesan Paus Fransiskus agar orang muda jangan sampai dicabut dari bumi dan kehilangan akar.
Kata kunci: Pedagogi, reflektif, iman, globalisasi, kedangkalan