Last modified: 2023-06-05
Abstract
Pembelajaran yang kreatif dan inovatif menjadi topik yang menyenangkan untuk dibicarakan, dikembangkan dan diperdebatkan di dunia pendidikan. Apalagi saat ini, pendidik dan penyelenggara Pendidikan dihadapkan pada realita perkembangan teknologi yang luar biasa cepat dan kondisi kehidupan yang tidak menentu (covid 19, iklim ekstrim, resesi ekonomi dan sebagainya). Jurusan PGSD, Universitas Sanata Dharma membekali mahasiswa dengan berbagai mata kuliah inovatif, pengembangan kurikulum, paket mata kuliah pilihan (Pendidikan inklusi, international curriculum, sains dan teknologi, dan seni budaya). Penelitian ini bertujuan untuk menggali interpretasi guru sekolah dasar yang notabene alumni dari PGSD mengenai pengembangan kurikulum di tempat mereka bertugas saat ini.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologis dengan subjek penelitian berjumlah 6 partisipan. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan berfokus pada pengalaman partisipan sebagai alumni PGSD USD dalam mengembangkan kurikulum di tempat mereka bekerja. Keenam partisipan bekerja di enam sekolah dasar yang berbeda dengan kurikulum yang berbeda. Data didapat dengan melakukan wawancara dan komunikasi mendalam dengan partisipan. Kemudian hasil wawancara dikelompokkan menjadi tujuh kategori yaitu sejarah hidup, tantangan terbesar menjadi pendidik, profil sekolah dan kurikulum, pengembangan kurikulum, tantangan perkembangan jaman, manajemen kelas, dan kesenjangan prestasi di dalam kelas.
Keenam guru yang merupakan alumni dari PGSD, Universitas Sanata Dharma memiliki tantangan terbesar dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Salah satu dari mereka mengajar di sekolah Mangunan yang memiliki kurikulum yang unik dan mendekati kurikulum merdeka. Namun dalam pengalamannya, implementasi kurikulum merdeka belum sepenuhnya berhasil dia lakukan dan mendapat persoalan lain dalam manajemen kelas. Partisipan memaknai humanis, kreatif dan inovatif dalam pengembangan kurikulum sebagai pembelajaran yang menginspirasi, memfasilitasi anak untuk berkreasi dan mendorong anak untuk memikirkan solusi dari masalah yang dihadapi. Empat dari partisipan memiliki pengalaman di dalam kelasnya ada kesenjangan prestasi (akademik) dengan akar permasalahan di dalam keluarga.