Open Conference Systems, Seminar Nasional Sosial dan Humaniora

Font Size: 
PENGARUSUTAMAAN BUDAYA PERJUMPAAN UNTUK PENGUATAN INKLUSIVITAS SMP PIUS BHAKTI UTAMA GOMBONG SEBAGAI SEKOLAH BERIDENTITAS KATOLIK
Patrisius Mutiara Andalas

Last modified: 2023-06-05

Abstract


Abstrak

Riset akademik ini mengeksplorasi penguatan inklusivitas SMP Pius Bhakti Utama Gombong sebagai institusi pendidikan Katolik melalui pengarusutamaan budaya perjumpaan dengan liyan religius (the religious others). Penguatan identitas religius di antara pelajar beragama Islam yang berdampak pada trend penurunan jumlah siswa-siswi yang memilih belajar di sekolah ini melatarbelakangi pengambilan tema riset. Penguatan identitas Katolik dari sekolah cenderung mengajukan keberatan, bahkan penolakan terhadap pengenaan identitas Islam di antara para pelajar Muslim selama pembelajaran di sekolah. Bagaimana penguatan inklusivitas SMP Pius Bhakti Utama Gombong melalui pengarusutamaan budaya perjumpaan dapat berdamai dengan penguatan identitas Islam di antara para pelajar Muslim di Gombong? ‘Budaya perjumpaan’ yang Paus Fransiskus mengarusutamakannya dalam Ensiklik Fratelli Tutti (2020) menjadi kerangka berpikir utama tulisan. Penulis menerapkan jenis penelitian kualitatif dengan desain analisis deskriptif. Pengumpulan data riset melalui wawancara semi-terstruktur  terhadap informan yang terdiri dari 5 pejabat dan guru sekolah yang mewakili agama Katolik dan 10 siswa-siswi kelas X-XII beragama Islam. Penguatan inklusivitas sekolah melalui pengarusutamaan budaya perjumpaan dengan liyan religius jauh dari kekhawatiran awal akan melemahkan identitas Katolik institusi pendidikannya. Pengarusutamaan budaya perjumpaan untuk penguatan inklusivitas sekolah terhadap liyan religius potensial memberikan dampak besar pada peningkatan jumlah para pelajar Islam yang memilih belajar di SMP Pius Bhakti Utama Gombong.


Keywords


Sekolah Katolik; Liyan Religius; Budaya Perjumpaan; Paus Fransiskus; Fratelli Tutti