Open Conference Systems, Seminar Nasional Sanata Dharma Berbagi: Sosial dan Humaniora 2023

Font Size: 
KEBERAGAMAN JADI SATU DI TANAH MELAYU: BELAJAR PLURALISME KE KEPULAUAN RIAU
Dedi Arman

Last modified: 2023-09-14

Abstract


Provinsi Kepulauan Riau menempati peringkat pertama dalam indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) tahun 2022. Data Setara Institute, Kota Batam sebagai kota terbesar di Kepri menempati posisi ketiga untuk Indeks Kota Toleran (IKT) kategori kota besar tahun 2022. Kehidupan masyarakat Kepri yang rukun dan toleran dapat dilacak akar sejarahnya. Artikel ini mengkaji sejarah terciptanya kehidupan masyarakat Kepri yang plural namun hidup dengan harmonis. Melalui metode penelitian sejarah,  dapat disimpulkan. Kondisi geografis Kepri sebagai daerah kepulauan dan perdagangan sejak lama didatangi orang dari berbagai belahan dunia. Masyarakat Melayu sebagai tuan rumah menerima dengan tangan terbuka etnik pendatang, khususnya Orang Cina dan Bugis yang datang ke Tanah Melayu pada abad ke-18 dan Abad-17. Budaya Melayu menjadi pemersatu antar etnik dan agama. Kebijakan pihak Kesultanan Johor Riau Lingga dan Kolonial Belanda memberikan hak yang sama kepada setiap etnik untuk melakukan aktivitas ekonomi dan agama. Komunitas masyarakat adat Orang Laut di Kepri tersebar  di lima kabupaten/kota dengan beragam agama yang dianut. Mereka hidup harmonis dan belum pernah konflik antar Orang Laut.

Keywords


Sejarah, Pluralisme, Kepulauan Riau