USD Conference Systems, Seminar Nasional Seni dan Budaya

Font Size: 
KELENTENG KUNG FUK MIAU DAN MASJID JAMIK MUNTOK DALAM WORLDVIEW TOLERANSI KOTA MUNTOK, BANGKA BARAT
Novrizal Primayudha, Imam Santosa, Achmad Syarief, Achmad Haldani Destiarmand

Last modified: 2023-10-18

Abstract


Sejarah panjang toleransi dari keragaman etnis, ras, gender, dan agama di Indonesia senantiasa memiliki kecenderungan untuk menceritakan sebuah kisah mengenai ungkapan ketidakpedulian danketerpaksaan, yang menganalisis permasalahan dari organisasi besar seperti agama dan budaya. Dengan mengambil fokus pada dua tempat peribadatan daridua umat beragama yang berdampingan di kota Muntok, Bangka Barat, artikel berbasis pelaporan survei ini akan mencoba mengidentifikasi dari sisi yang jarang terekspos. Hasil observasi, wawancara dan perolehan data literatur, menunjukkan bagaimana penerapan elemen yang dipadukan pada dua bangunan peribadatan tersebut merupakan produk dari praktik toleransi yang dinegosiasikan di masa lampau sehingga penting sekali untuk tidak mengabaikan sejarah material ini dengan memaknai toleransi pada bentuk yang anomali, perpaduan yang kebetulan, atau oksidentalisme yang diidealkan. Melalui, konsepsi“Toleration” dari Rainer Forst, artikel ini mencoba untuk memberikan signifikasi penelitian terhadapkonsep toleransi dengan mendiskusikan relasi antaraartefak budaya fisik dan praktik toleransi serta worldview (pandangan-dunia) masyarakat pemiliknya.

 


Keywords


kelenteng; masjid; kota Muntok; praktik toleransi; worldview

slot online slot gacor slot