Suku Asmat, yang mendiami bumi Papua, memiliki paham ketuhanan yang berakar kuat dari mitos tentang fumeripits. Fumeripits dipandang sebagai dewa tertinggi, di atas para leluhur suku Asmat, yang dianggap sebagai pencipta, memiliki kekuatan dan otoritas yang lebih tinggi. Dengan menggunakan metode studi pustaka, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan paham ketuhanan “Fumeripits” tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa berdasarkan mitos fumimipits, orang Asmat memiliki keyakinan bahwa nenek moyang mereka adalah seorang pemuda yang memiliki keahlian dalam hal seni mengukir. Mereka juga meyakini bahwa roh leluhur berperan penting bagi kelangsungan hidup mereka. Meskipun mereka sudah meninggal, namun rohnya selalu dirasakan hadir dan memberikan kesejahteraan dalam hidup mereka yang masih hidup. Di antara para leluhur tersebut, Fumeripits merupakan leluhur dari para leluhur, leluhur yang tertinggi, bahkan disejajarkan dengan dewa, sehingga sangat dihormati. Mereka juga mempercayai ada tiga dunia, yakni Asamat Ow Capinmi (dunia orang hidup), Damir Ow Capinmi (dunia orang mati, tempat penantian), dan Safan (surga). Di Asamat Ow Capinmi orang Asmat memiliki kewajiban untuk melakukan kebaikan dan menaati hukum adat. Untuk membantu para leluhur mengalami pembebasan dari Damir Ow Capinmi, orang Asmat membuat patung atau ukiran, dengan mencantumkan nama-nama leluhur tersebut.