Last modified: 2023-09-14
Abstract
Selama mengenyam pendidikan di Universitas Sanata Dharma, yang merupakan Perguruan Tinggi Yesuit, peneliti menemukan fenomena bahwa mahasiswa/i sekadar menjalankan refleksi sebagai formalitas. Bagaimana aktivitas refleksi di antara mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik (Pendikkat) Universitas Sanata Dharma di tengah arus globalisasi? Orang muda cenderung rentan mengalami kedangkalan eksistensial, bahkan spiritual. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif desain analisis deskriptif. Subjek penelitiannya sebanyak delapan informan dengan wawancara semi-terstruktur yang berlangsung April-Mei 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa refleksi berguna untuk mengolah pengalaman hidup menjadi bermakna berdasarkan konteks. Refleksi membantu subjek riset dalam mengatasi konflik, menjalin dan memulihkan relasi dengan diri, Tuhan, dan sesama. Refleksi merupakan langkah awal bagi subjek dalam mengambil keputusan (discernment). Mahasiswa/i Pendikkat USD perlu kembali pada habitus refleksi yang sesuai dunia orang muda generasi Z yang hidup sekarang ini. Penulis merekomendasikan habitus refleksi kepada orang muda agar menjadi warga negara yang beradab dan otentik demi bangsa, sebagaimana pesan Paus Fransiskus agar mereka jangan sampai tercerabut dari bumi dan kehilangan akar.
Kata kunci: Bahaya formalitas, habitus refleksi, diskresi Ignasian, globalisasi kedangkalan