Last modified: 2023-09-14
Abstract
Sastra merupakan representasi dari realita, hal ini kemudian disadari oleh Seno Gumira Ajidarma. Melalui cerpennya yang berjudul “Mestikah Kuiris Telingaku seperti Van Gogh”, Seno seolah menceritakan kembali realita akan kesenjangan sosial antara kelas atas dan kelas bawah. Kelas atas selalu digambarkan dengan kemewahan, keharuman aroma tubuh wanita dan pengetahuan-pengetahuan yang seolah dapat menggerakkan perubahan dunia. Sebaliknya, kelas bawah selalu digambarkan dengan bau apek yang memuakkan, kotornya dunia, lengkap dengan orang-orang yang gemar bermulut besar menipu orang-orang tak berpengetahuan guna memperkaya diri. Penulis akan menggunakan teori kekuasaan Michel Foucault untuk menganalisis cerpen ini. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis wacana kritis (AWK). Berdasarkan analisa yang dilakukan, penulis menarik hipotesa bahwa dibalik gemerlapnya dunia kelas atas selalu ada ambisi untuk menguasai kelas marginal, alih-alih memperbaiki kualitas kelas bawah, mereka justru merampas kebebasan kelas bawah. Tujuan dari penulisan ini adalah memberi wawasan bagi masyarakat luas untuk melihat kondisi sosial lebih bijak serta memberi kontribusi kepada mereka yang merasa dikuasai agar berani melawan mendapatkan kebebasan.
Kata kunci: kelas sosial, AWK, teori kekuasaan, Michel Foucault.