Last modified: 2023-09-14
Abstract
Dialog antar umat beragama di Yogyakarta masih perlu dikembangkan. Beberapa tahun terakhir (2017–2020) muncul berita-berita mengenai aksi-aksi intoleransi yang terjadi di berbagai daerah di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kasus-kasus intoleransi yang terjadi Kota Yogyakarta, dan mengembangkan dialog antar umat beragama dengan menggali inspirasi dari Paus Fransiskus. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif melalui studi dokumen dan wawancara yang mendalam. Peneliti mengkaji Rencana Strategi Kementrian Agama Kota Yogyakarta Tahun 2020–2024 dan dokumen-dokumen yang dikeluarkan Paus Fransiskus, serta mewawancarai 7 informan dengan latar belakang berbagai agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aksi-aksi atau tindakan intoleransi di Kota Yogyakarta, walaupun tidak signifikan. Hal ini sekaligus menjadi pendorong bahwa dialog antar umat beragama perlu dikembangkan. Meskipun kasus-kasus intoleransi terjadi, namun pada umumnya situasi dialog antar umat beragama di Yogyakarta sudah baik sebab terjadi peningkatan kualitas kerukunan antar umat beragama. Dialog antar umat beragama merupakan perjumpaan untuk menemukan kebenaran dan menghidupi kasih dalam mewujudkan perdamaian dan persaudaraan di Yogyakarta. Beberapa inspirasi dari Paus Fransiskus untuk mengembangkan dialog antar umat beragama, misalnya dialog antar umat beragama perlu menyentuh ruang-ruang personal para peserta, bukan hanya berada pada tataran ajaran semata; dialog perlu diwujudkan dalam pelayanan kepada orang-orang kecil untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Para tokoh agama hendaknya memiliki sikap rendah hati dalam berdialog. Masyarakat diharapkan dapat menerima perbedaan dan pemerintah diharapkan lebih sering menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dialog antar umat beragama.