Last modified: 2025-10-15
Abstract
Praktik pendidikan elitis dan intelektualistik masih mendominasi sistem pendidikan kontemporer, menciptakan hierarki kaku antara guru dan murid serta mengabaikan dimensi sosial dalam proses pembelajaran. Paulo Freire, melalui konsep dialogis pendidikan, mengkritik model pendidikan perbankan ini dan menawarkan paradigma alternatif yang menempatkan guru dan murid sebagai subjek yang setara dalam proses penciptaan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemikiran Freire tentang dialogis pendidikan dan menunjukkan relevansinya dalam membangun sistem pendidikan yang adil dan partisipatif. Menggunakan metode studi kepustakaan, kajian ini mengeksplorasi gagasan Paulo Freire dengan fokus pada dua pertanyaan pokok: pertama, bagaimana hubungan setara antara guru dan murid terwujud dalam dialog pendidikan; dan kedua, mengapa pendekatan ini penting dalam menanggapi praktik pendidikan elitis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa dialog pendidikan mengembangkan kesadaran kritis ( conscientização ) melalui dialog autentik yang mengubah pembelajaran dari transfer pengetahuan menjadi proses penciptaan pengetahuan bersama untuk memahami dan mentransformasi realitas sosial. Dengan demikian, pendidikan dialogis Freire bukan sekadar metode pedagogis, melainkan praksis pemberdayaan yang memberdayakan individu untuk menjadi subjek aktif dalam perubahan sosial menuju keadilan dan kemanusiaan.