Last modified: 2025-10-15
Abstract
Abstrak
Konflik sosial dan bahaya ekstremisme yang terus berkembang dalam berbagai konteks kehidupan manusia modern mengartikulasikan bahwa pendekatan-pendekatan struktural seperti politik, hukum, dan ekonomi sering kali gagal dalam menciptakan keharmonian semesta. Oleh karena itu, penulis bermaksud menawarkan sebuah pendekatan filosofis melalui dialog antara filsafat Timur dan kearifan lokal budaya Manggarai. Tulisan ini akan membahas korelasi antara konsep harmoni dalam inti ajaran Tao Te Ching karya Lao Tzu yakni Te , Yin-Yang , dan Wu Wei dan kearifan lokal Manggarai yang terungkap dalam peribahasa Nai Ngalis Tuka Ngengga . Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif melalui studi pustaka dan wawancara dengan tokoh adat Manggarai. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kesamaan dan ketidaksamaan antara kedua filosofi yang dapat memperkaya pemahaman tentang upaya menyelesaikan konflik sosial demi harmoni semesta melalui pendekatan yang lebih humanistik dan kontekstual.