Last modified: 2025-10-15
Abstract
Tri Hita Karana adalah falsafah hidup yang telah diwariskan secara turun-temurun bagi segenap masyarakat Bali. Akan tetapi nilai luhur tadi kian kemari kian mengalami pergeseran. Lantas penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kembali konsep harmoni yang dipetik dari falsafah Tri Hita Karana dengan memakai metode deskriptif analitis. Selanjutnya akan disertai juga dengan dialog interrelasi dengan Ajaran Sosial Gereja sebagaimana dirumuskan dalam ensiklik Caritas in Veritate. Ensiklik ini sendiri dipilih karena menyediakan suatu fondasi filosofis dan etis agar dapat memahami ekologi integral, yakni pemulihan kembali relasi manusia dengan Allah – sesama – alam ciptaan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka untuk menjawab tiga pertanyaan utama: makna harmoni dalam falsafah Tri Hita Karana, peran konsep “ekologi manusia” dalam Caritas in Veritate menuju ekologi integral, serta bagaimana dialog antara keduanya menumbuhkan kesadaran dan pertobatan ekologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tri Hita Karana dan Caritas in Veritate sama-sama menegaskan pentingnya harmoni antara manusia, Allah, dan ciptaan. Keduanya, meski berbeda latar, berpadu dalam semangat tanggung jawab bersama untuk merawat lingkungan dan membangun kesadaran ekologis yang lebih mendalam melalui dialog antara kearifan lokal dan ajaran Gereja.
ABSTRACT
Tri Hita Karana is a life philosophy that has been passed down through generations among the Balinese people. However, its noble values have gradually shifted over time. This study aims to rediscover the concept of harmony embodied in the Tri Hita Karana philosophy through a descriptive-analytical method. It is further complemented by an interrelational dialogue with the Church’s Social Teaching as articulated in the encyclical Caritas in Veritate. This encyclical was chosen because it provides a philosophical and ethical foundation for understanding integral ecology—the restoration of the relationship between humanity, God, and creation. The research employs a literature study method to address three main questions: the meaning of harmony in Tri Hita Karana, the role of the concept of “human ecology” in Caritas in Veritate toward achieving integral ecology, and how the dialogue between the two fosters ecological awareness and conversion. The findings indicate that Tri Hita Karana and Caritas in Veritate both emphasize the importance of harmony between humanity, God, and creation. Despite their different backgrounds, both converge in the shared spirit of responsibility to care for the environment and to cultivate deeper ecological awareness through dialogue between local wisdom and the Church’s teaching.