Open Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2025

Font Size: 
TAHUN YOBEL DAN KEADILAN SOSIAL: ANALISIS ETIS DAN TEOLOGIS ATAS IMAMAT 25
Bernardus Bria Seran

Last modified: 2025-10-15

Abstract


Tulisan ini bertujuan mengkaji Kitab Imamat 25 tentang tahun Yobel dengan pertanyaan kunci: apa yang adil dari tahun Yobel? Imamat 25 sering dijadikan ikon keadilan sosial, bahkan menginspirasi gerakan modern seperti Yubilium 2000. Namun sifatnya yang tampak utopis, tidak adanya bukti historis implementasi dan implikasi ekonomis yang sulit dipraktikkan, menimbulkan perdebatan teologis dan etis. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan untuk menggali refleksi alkitabiah tentang keadilan sosial. Analisis teks Imamat 25 menunjukkan bahwa tahun Yobel tidak semata-mata dimaksudkan sebagai regulasi hukum positif, melainkan juga retorika teologis yang mendidik umat Israel mengenai prinsip keadilan, kepemilikan tanah dan relasi sosial. Perbandingan dengan tradisi mīšarum di Mesopotamia, Kitab Imamat 25 lebih dipahami sebagai ideal etis-religius yang memproyeksikan visi kesetaraan dan solidaritas antar sesama Israel, sekaligus menegaskan kepemilikan mutlak Allah atas tanah dan umat-Nya. Tahun Yobel menekankan bahwa keadilan bukan sekadar redistribusi materi, melainkan pengakuan teologis bahwa tanah dan manusia adalah milik Allah, sehingga tidak boleh dijadikan komoditas demi keuntungan segelintir orang.



Keywords


Tahun Yobel, keadilan sosial, Refleksi etis-teologis, Imamat 25