Font Size:
GREBEG SUDIRO DAN IDENTITAS GEREJA ASIA DALAM DIALOG IMAN, BUDAYA, DAN KEBERAGAMAN
Last modified: 2025-10-15
Abstract
Grebeg Sudiro merupakan tradisi tahunan di Kota Solo yang lahir dari perjumpaan budaya Tionghoa dan Jawa, mencerminkan pluralitas religius dan kultural yang khas di Asia. Tradisi ini menjadi ruang perjumpaan lintas iman yang menumbuhkan semangat persaudaraan dan harmoni sosial. Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana Grebeg Sudiro dapat dipahami sebagai ekspresi nyata identitas Gereja Asia yang hidup di tengah pluralitas budaya dan agama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Grebeg Sudiro sebagai simbol konkret semangat Nostra Aetate dan arah pastoral Federation of Asian Bishops’ Conferences (FABC) yang menekankan dialog dengan budaya, agama, dan kaum miskin. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, penelitian ini mencari makna dan relevansi teologis dari praktik budaya tersebut bagi kehidupan iman Gereja di Asia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Grebeg Sudiro bukan sekadar perayaan budaya, melainkan medan praksis Gereja untuk hadir dalam kebersamaan, membangun harmoni, serta meneguhkan kesaksian iman yang dialogis dan berakar dalam keberagaman.
Keywords
Grebeg Sudiro; Gereja Asia; Nostra Aetate; Dialog Antarbudaya dan Agama; Pluralitas dan Harmoni.