Last modified: 2025-10-17
Abstract
Kesadaran untuk mensyukuri dan menghargai hal-hal kecil di sekitar merupakan keutamaan yang penting dalam kehidupan sosial. Nilai ini tercermin dalam peribahasa Dayak Benuaq “Kedik ilos besiq, lipih padeekng olau” yang menekankan pentingnya tidak meremehkan hal-hal sederhana karena dapat membawa manfaat besar, serta pepatah Toraja “Tae' na ma'din disa'biangan te mai kande saba' napakasalle ki” yang mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan makanan dan selalu bersyukur. Kedua ungkapan tersebut, meskipun berasal dari suku dan pulau yang berbeda, menunjukkan kesamaan nilai berupa penghargaan, kebijaksanaan, dan rasa syukur. Dalam konteks perkembangan teknologi modern dan gaya hidup serba cepat, nilai-nilai ini semakin relevan karena banyak individu cenderung melupakan pentingnya menghargai hal-hal kecil di sekitar. Tulisan ini bertujuan membandingkan kedua peribahasa tersebut untuk menegaskan pentingnya melestarikan kearifan lokal sebagai sumber nilai hidup. Penelitian dilakukan dengan metode studi literatur kualitatif terhadap sumber-sumber budaya Dayak Benuaq dan Toraja. Hasil kajian menunjukkan adanya kesamaan makna yang memperkuat universalitas nilai menghargai hal-hal kecil sebagai dasar pengembangan diri dan kehidupan sosial, sekaligus menjadi refleksi kritis di tengah arus modernisasi yang berpotensi mengikis kearifan lokal.