Last modified: 2025-10-17
Abstract
Banyak masalah etika dan keberlanjutan yang kita hadapi saat ini, mulai dari krisis lingkungan hingga dampak gejolak digital, berakar pada satu hal, kita sering memisahkan alam, manusia, dan teknologi. Permasalahan ini sangat rumit sehingga menuntut cara pandang yang melihat semuanya terhubung. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis betapa mendesaknya Ekologi Integral sebagai kerangka etika yang transformatif dan menjadikannya berlandaskan pada Filsafat Pancasila sebagai pijakan di era digital. Saya mengangkat sosok dan pemikiran Romo Y.B. Mangunwijaya sebagai model nyata bagaimana mempraktikkan Ekologi Sosial dan Hak Asasi Manusia (HAM). Dengan menggunakan metode studi pustaka dan analisis filosofis, penelitian ini menjawab tiga pertanyaan utama. Pertama, bagaimana konsep Ekologi Integral menjembatani krisis lingkungan dan disrupsi digital. Kedua, apa nilai moral utama Pancasila yang harus diterapkan dalam Etika Publik. Ketiga, bagaimana semangat Romo Mangun "memanusiakan manusia" dapat diperluas untuk "memanusiakan seluruh ciptaan" di era teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis keberlanjutan saat ini membutuhkan pemahaman holistik, di mana kerusakan lingkungan adalah juga bentuk ketidakadilan sosial. Ditemukan tiga perintah moral utama dari perspektif Pancasila. Pertama, kemajuan teknologi harus selalu berada di bawah kendali Sila Kemanusiaan demi menjaga martabat manusia dan alam. Kedua, etika Publik wajib mengintegrasikan tanggung jawab ekologis sebagai bagian dari keadilan sosial. Ketiga, generasi muda mesti berpartisipasi aktif dalam upaya demokrasi yang pro-lingkungan, mewarisi semangat Romo Mangunwijaya. Singkatnya, Ekologi Integral yang berlandaskan Pancasila menawarkan peta jalan etika yang sangat penting untuk membentuk kesadaran kritis generasi sekarang terhadap teknologi dan lingkungan secara seimbang.