Open Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2025

Font Size: 
Fenomena Individualisme dan Krisis Ekumenis: Perspektif Teologi Relasional Johannes D. Zizioulas”
Paulus Beda Nuhan, Marianus Pati, Venantinus Tata Ladjar, Fransiskus A. Purwanto, SCJ

Last modified: 2025-10-17

Abstract


Abstract

The rise of individualism has led to pragmatism, privatization, and weak solidarity in building ecumenical movements. This certainly weakens the ecumenical spirit, which is the Church's effort to create relationships in terms of faith, life, worship, mission, and ministry. This article attempts to comprehensively address these issues through the relational theology perspective of Johannes D. Zizioulas, which emphasizes that the existence of the Church can only be authentically understood in communion (koinonia). Qualitative research methods, namely phenomenological reflection and literature review of books and articles, were used in writing this article. The hypothesis proposed in this study is that Zizioulas' relational concept offers a new paradigm in overcoming the impact of individualism on the ecumenical crisis. Zizioulas' concept of “Relational Theology” examined in this article is an effective contribution, because the author sees that the personal-trinity relationship offered by Zizioulas can be a bridge for the Church to come out of itself and work together with others. The personal relationship between the Father, Son, and Holy Spirit becomes the spirit and example. Thus, this relationship directs believers to a deep appreciation of the spirit of unity and shared witness of faith.

Keywords: Ecumenical crisis, Individualism, Interfaith dialogue, Relationship, Church identity.

 

Abstrak

Menguatnya individualisme menyebabkan fragmatisme, privatisasi dan lemahnya solidaritas dalam membangun gerakan ekumenis. Hal ini tentu melemahkan semangat ekumenis yang adalah upaya Gereja menciptakan relasi dalam hal iman, kehidupan, ibadah, misi, dan pelayanan. Artikel ini berusaha menjawab secara komprehensif persoalan tersebut melalui perspektif teologi relasional Johannes D. Zizioulas, yang menekankan keberadaan Gereja hanya dapat dipahami secara otentik dalam persekutuan (koinonia). Metode penelitian kualitatif yakni refleksi fenomenologi dan kajian pustaka dari buku-buku serta artikel digunakan dalam penulisan artikel ini. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yakni konsep relasional Zizioulas menawarkan paradigma baru dalam menanggulangi dampak individualisme terhadap krisis ekumenis. Konsep “Teologi Relasional” Zizioulas yang dikaji dalam artikel ini menjadi kontribusi yang efektif, sebab penulis melihat bahwa relasi personal-trinitas yang ditawarkan Zizioulas mampu menjadi jembatan bagi Gereja agar keluar dari dirinya dan bekerja sama dengan yang lain. Relasi pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus  menjadi semangat dan teladan. Dengan demikian relasi ini mengarahkan umat beriman pada penghayatan mendalam tentang semangat persatuan dan kesaksian iman bersama.


Keywords


Krisis ekumenis, Individualisme, Dialog antar iman, Relasi, Identitas Gereja.