Open Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2025

Font Size: 
Melampaui Individualisme Cogito: Kontribusi Pemikiran Rene Descartes dalam Menghadapi Krisis Kebenaran Era Post-Truth
Opi Efaluvion, Paskalis Heron, Yanuarius Ponis Putra, Oswaldus Abur, Emanuel Yuliman

Last modified: 2025-10-17

Abstract


Era post-truth menandai krisis epistemologis yang mengakibatkan kebenaran tujuan tereduksi menjadi opini individu yang diperkuat oleh algoritma media sosial, mengakibatkan fragmentasi sosial dan pendangkalan kebenaran. Dalam konteks ini, pemikiran René Descartes tentang cogito ergo sum (“aku berpikir maka aku ada”) sering dianggap problematis karena memperkuat epistemologis individualisme yang justru memperparah relativisme kebenaran. Penelitian ini mengkaji ulang tuduhan tersebut dengan menggali potensi konstruktif yang cogito ergo sum bagi pembangunan cakrawala kebenaran yang lebih kokoh di era post-truth. Pertanyaan utama yang dirumuskan adalah bagaimana kontribusi gagasan cogito ergo sum dalam menanggapi pendangkalan kebenaran pada era post-truth. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi argumen filosofis cogito ergo sum dan menemukan relevansinya bagi konstruksi kebenaran komunal. Dengan menggunakan metode analisis hermeneutik, penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap: membangun pemahaman komprehensif mengenai cogito ergo sum dalam konteks filsafat Descartes, menganalisis komponen pokok dalam argumen tersebut (kerraguan metodis, kesadaran reflektif, dan kepastian eksistensial), serta menginterpretasi makna relevan bagi situasi post-truth kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cogito ergo sum, meskipun berangkat dari kesadaran individu, dapat direinterpretasi secara relasional dan komunal sebagai landasan untuk penegasan bersama. Rasionalitas kritis yang ditawarkan cogito bukan mengarah pada subjektivisme, melainkan pada tanggung jawab epistemologis untuk memverifikasi kebenaran secara menyeluruh sebelum diperlukan. Di era post-truth, cogito dapat berfungsi sebagai dasar untuk membangun kesadaran kritis kolektif yang menerima manipulasi informasi dan mendorong pencarian kebenaran intersubjektif. Penelitian ini berkontribusi pada reinterpretasi cogito sebagai instrumen epistemologis yang relevan untuk menghadapi krisis kebenaran di era digital.


Keywords


cogito ergo sum; post-truth; konstruksi kebenaran; rasionalitas kritis; hermeneutik filosofis; diskresi komunal.