Last modified: 2025-10-17
Abstract
Kepercayaan Aluk To’dolo merupakan salah satu kearifan lokal yang masih ada di Toraja hingga saat ini. Kepercayaan ini merupakan simbol penghargaan dan pemujaan kepada para dewa dan nenek moyang orang Toraja. Pada dewasa ini, kepercayaan Aluk to’dolo ternyata masih sangat berakar kuat dan menjadi salah satu pedoman aturan hidup yang sungguh dihidupi. Kehadiran kekristenan pada awal abad ke-20, membawa pengaruh yang besar terhadap kepercayaan Aluk to’dolo. Pengaruh ini kemudian, menumbuhkan budaya baru yang tampaknya sedikit harmonis. Meskipun demikian, ternyata dampak yang harmonis ini, juga seringkali memunculkan berbagai pertanyaan baru khususnya yang terkait dengan kelayakan, kepantasan, dan baik atau tidaknya hal itu, ketika seorang umat beriman kristiani masih mengikuti spiritual dan kebiasan adat istiadat dari kepercayaan lokal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengarahkan kita pada menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut dengan melihatnya dari pandangan Filsafat Budaya Nusantara dan kajian Teologi Kontekstual. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif atau penelitian kepustakaan.
Abstract
The Aluk To'dolo belief system constitutes an enduring form of local wisdom that persists in Toraja to the present day. This belief embodies reverence and worship directed toward the deities and ancestral spirits of the Torajan people. Currently, the Aluk To'dolo belief remains profoundly entrenched and continues to function as a genuinely practiced life guideline. The advent of Christianity in the early twentieth century exerted considerable influence upon Aluk To'dolo beliefs. This influence subsequently cultivated a new culture that appears relatively harmonious. However, this apparent harmony frequently generates various new questions, particularly concerning the appropriateness, propriety, and ethical validity when Christian adherents continue to engage in the spiritual practices and customary traditions of this indigenous belief system. This research aims to guide us toward discovering answers to these questions by examining them through the perspectives of Nusantara Cultural Philosophy and Contextual Theology. The research methodology employed is qualitative, utilizing a library research approach.