Last modified: 2025-10-17
Abstract
Tema sentral dari seminar nasional ini, "Etika Keberlanjutan sebagai Imperatif Moral," menuntut kajian yang kritis dan kontekstual terhadap isu lingkungan di Indonesia. Tulisan ini menggeser fokus dari etika lingkungan yang bersifat umum ke sebuah contoh konkret yang sedang terjadi yakni Proyek Food Estate sebagai manifestasi pembangunan skala besar yang sarat kontroversi. Food Estate, yang dicanangkan untuk ketahanan pangan, justru memicu kerusakan ekologis (deforestasi, konversi lahan gambut) dan konflik sosial-agraria, mengindikasikan adanya kegagalan etis dalam perencanaannya.
Melalui perspektif Ekosentrisme, khususnya pemikiran Arne Naess dan Aldo Leopold, tulisan ini bertujuan menyingkap sejauh mana Food Estate berakar pada pandangan antroposentrisme instrumental yang mengobjektifikasi alam. Kesimpulan dari kajian ini adalah bahwa keberlanjutan sejati tidak dapat dicapai hanya dengan tujuan pragmatis-manusiawi (ketahanan pangan), melainkan harus didasarkan pada pengakuan akan nilai intrinsik ekosistem. Oleh karena itu, moral imperative dari etika keberlanjutan adalah pergeseran radikal menuju kebijakan ekosentris yang menolak eksploitasi alam demi kepentingan ekonomi sesaat.