Last modified: 2025-10-17
Abstract
Menanggapi kenyataan bahwa kerap kali liturgi dipersempit menjadi sekadar ritual yang berhenti di altar dan tidak menyentuh hidup manusia. Pada esensinya, liturgi bukanlah upacara sakral yang terpisah dari kehidupan nyata, melainkan menampakkan misteri ilahi yang menyatakan kehadiran Allah yang menyelamatkan dan memanggil umat-Nya untuk mewujudkan Kerajaan Allah dalam realitas sosial. Tujuan penulisan ini adalah menelusuri gagasan Alexander Schmemann tentang liturgi sebagai pusat teologi serta menunjukkan kontribusinya bagi dorongan transformasi sosial dalam terang Ajaran Sosial Gereja. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan menelaah karya-karya Schmemann dan dokumen Gereja yang relevan. Hasil kajian memperlihatkan bahwa liturgi tidak hanya menjadi perayaan iman umat, melainkan juga sumber utama pembentukan cara berpikir teologis yang berujung pada keterlibatan sosial. Liturgi yang dihayati dengan benar menuntun umat untuk membangun masyarakat yang lebih adil, solider, dan damai. Implikasi dari tulisan ini adalah perlunya pemahaman liturgi yang utuh, yaitu sebagai perjumpaan dengan Allah yang menggerakkan orang beriman untuk menghadirkan Kerajaan Allah dalam kehidupan nyata.