Last modified: 2025-10-17
Abstract
Abstrak
Ketidakadilan sosial dan krisis ekologi merupakan dua wajah kegagalan etika pembangunan dan gaya hidup manusia modern. Eksploitasi alam yang berlebihan, sistem ekonomi yang represif, dan ketimpangan sosial yang meluas menunjukkan bahwa paradigma manusia sebagai pusat moralitas sudah tidak memadai lagi. Tulisan ini berupaya membangun konsep etika keberlanjutan yang berakar pada prinsip-prinsip ekologi integral, guna menghadirkan kesatuan moral antara manusia, masyarakat, dan alam. Pendekatan ini menuntut tanggung jawab etis untuk merawat bumi sekaligus memperjuangkan keadilan sosial sebagai dua dimensi kehidupan moral yang tak terpisahkan. Melalui analisis filosofis dan refleksi atas ajaran sosial, tulisan ini menawarkan perspektif moral yang diperbarui: bahwa keberlanjutan hanya dapat dicapai melalui solidaritas ekologis dan sosial yang berlandaskan penghormatan terhadap martabat seluruh ciptaan. Dengan demikian, etika keberlanjutan bukan sekadar wacana ekologis, melainkan panggilan moral untuk menata kembali hubungan manusia satu sama lain dan dengan alam demi masa depan bersama yang adil dan berkelanjutan.
Abstrak
Ketidakadilan krisis sosial dan ekologi merupakan dua wajah dari kegagalan etika pembangunan dan pola hidup manusia modern. Eksploitasi alam yang berlebihan, sistem ekonomi yang menindas, serta ketimpangan sosial yang meluas menunjukkan bahwa paradigma manusia sebagai pusat moralitas tidak lagi memadai. Tulisan ini berupaya membangun konsep etika yang hilang pada prinsip ekologi integral , guna menghadirkan kesatuan moral antara manusia, masyarakat, dan alam. Pendekatan ini menuntut tanggung jawab etis untuk merawat bumi sekaligus memperjuangkan keadilan sosial sebagai dua dimensi yang tak terpisahkan dari kehidupan moral. Melalui analisis filosofis dan refleksi atas ajaran sosial, tulisan ini menawarkan pembaruan pandangan moral: bahwa keinginan hanya dapat diwujudkan melalui solidaritas ekologis dan sosial yang berlandaskan pada penghormatan terhadap martabat seluruh ciptaan. Dengan demikian, ekosistem tidak hanya menjadi wacana ekologis, tetapi juga sebuah panggilan moral untuk menata kembali hubungan manusia dengan sesama dan alam demi masa depan bersama yang adil dan berkelanjutan.