Last modified: 2025-10-17
Abstract
Etika lingkungan kontemporer menghadapi tantangan dalam merumuskan Etika Keberlanjutan sebagai imperatif moral. Secara tradisional, etika Immanuel Kant sering dianggap antroposentris karena hanya menegaskan kewajiban tidak langsung terhadap alam, sebuah posisi yang dinilai tidak memadai untuk menjawab krisis ekologi global. Artikel ini bertujuan untuk merekonstruksi dan memperluas keterbatasan tersebut melalui analisis serta interpretasi rasional terhadap Formula Kemanusiaan Kant, yaitu prinsip yang menegaskan bahwa manusia harus diperlakukan sebagai tujuan pada dirinya sendiri, bukan semata-mata sebagai sarana. Penelitian ini berargumen bahwa kewajiban ekologis harus ditingkatkan menjadi imperatif moral yang mengikat. Penulis menegaskan bahwa kesehatan ekosistem dan ketersediaan sumber daya merupakan prasyarat fundamental bagi kemungkinan adanya martabat dan otonomi moral pada generasi mendatang. Jika generasi saat ini merusak prasyarat ekologis tersebut demi kepentingan sesaat, maka tindakan itu secara aktif memperlakukan kemanusiaan di masa depan hanya sebagai sarana, sebuah pelanggaran langsung terhadap Imperatif Kategoris (Kant, 1785, Groundwork for the Metaphysics of Morals). Oleh karena itu, menjaga Ekologi Integral bukan sekadar pilihan etis, melainkan kewajiban sempurna yang dituntut oleh akal budi praktis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kerangka etika Kantian dapat memberikan landasan universal yang kuat bagi pengembangan Etika Keberlanjutan.