Open Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2025

Font Size: 
Menjadi Pamong dalam Dunia Akademik: Telaah Kritis atas Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara untuk Pengembangan Karakter Dosen
Bartolomeus Samho

Last modified: 2025-10-17

Abstract


Tulisan ini mengelaborasi relevansi filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara, khususnya semboyan “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,” sebagai kerangka etis dan pedagogis dalam pengembangan karakter dosen di perguruan tinggi. Dosen, sebagai figur sentral dalam proses pendidikan tinggi, tidak cukup hanya berperan sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai pamong yang membimbing, menumbuhkan, dan meneladankan nilai-nilai kehidupan kepada mahasiswa. Melalui pendekatan kritis-filosofis, tulisan ini menelaah secara mendalam tiga aspek utama dalam pemikiran Ki Hadjar: semboyan pendidikan sebagai prinsip kepemimpinan moral, metode pendidikan yang menempatkan kemerdekaan belajar sebagai hakikat pembelajaran, dan tujuan pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia atau memerdekakan aspek lahir dan batin. Ketiganya membentuk landasan integratif untuk memahami bagaimana karakter dosen dapat dibentuk, ditumbuhkan, dan dimaknai secara kontekstual di tengah tantangan zaman. Dengan menempatkan dosen sebagai subjek etis yang terlibat aktif dalam pembentukan karakter mahasiswa, tulisan ini mengajak pembaca untuk merefleksikan ulang makna kependidikan dalam pendidikan tinggi, serta menggagas kembali posisi dosen sebagai pemimpin dan pendidik yang memiliki tanggung jawab mendalam terhadap pembebasan dan pemanusiaan peserta didik.Kata kunci: Ki Hadjar Dewantara, karakter dosen, pamong, pendidikan tinggi, pendidikan kritis.

Keywords


Ki Hadjar Dewantara; filsafat pendidikan; karakter dosen; pamong; pendidikan tinggi; pendidikan kritis; kemerdekaan belajar; kepemimpinan moral.