Last modified: 2024-08-07
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami bagaimana tradisi “Maragat Tuak Bagot” pada masyarakat Batak di wilayah Tapanuli Tengah mencerminkan imajinasi ekologis yang selaras dengan prinsip-prinsip Eko-Teologi Katolik (Laudato Si). Tradisi ini mengandung makna ekologis dan spiritual, di mana masyarakat Batak di Tapanuli Tengah memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan dan penuh hormat terhadap lingkungan. Melalui pendekatan Eko-Teologi Katolik, penelitian ini berupaya menggali nilai-nilai teologis yang terdapat dalam tradisi tersebut dan bagaimana nilai-nilai tersebut dihidupi oleh bermasyarakat. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif dan studi literatur. Data di lapangan diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam kepada tokoh masyarakat dan pelaku tradisi “Maragat Tuak Bagot”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi “Maragat Tuak Bagot” tidak hanya memiliki fungsi sosial budaya tetapi juga memuat pesan-pesan ekologi yang mendalam. Praktik ini memuat refleksi tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam, menghormati ciptaan, dan melibatkan dimensi spiritual. Selain itu, tradisi “Maragat Tuak Bagot” juga merepresentasikan hubungan antara manusia dengan alam yang selaras dengan ajaran Eko-Teologi Katolik tentang tanggung jawab moral manusia untuk merawat bumi sebagai rumah bersama. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memperkaya diskursus tentang ekologi dan teologi di Indonesia, serta menawarkan perspektif baru dalam upaya pelestarian lingkungan yang berbasis pada kearifan lokal dan nilai-nilai religius.