Last modified: 2024-08-02
Abstract
Konsep Pendidikan pada kurikulum merdeka berdasarkan Filosofi K.H Dewantara yang menuntut segala kodrat yang ada pada anak, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya sebagai manusia. Pendidikan harus mampu mengakomodasi semua kebutuhan anak yang beragam dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan pembelajaran berdifrensiasi. Rumusan masalah dari artikel ini yaitu bagaimanakah sikap pendidik terkait pembelajaran Berdifrensiasi. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari artikel ini untuk mengekplorasi sikap pendidik terkait dengan pembelajaran berdifrensiasi. Metode penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan pendidik dari berbagai latar belakang pengalaman serta observasi langsung di ruang kelas, dengan Jumlah Responden 26 orang guru. Dengan Teknik Analisis Data menggunakan Teknik Miles dan Huberman yang terdiri dari: Reduksi Data, Data Display, Kesimpulan/Verifikasi. Teknik keabsahan data dengan Trianggulasi Sumber. Temuan Penelitian menunjukan bahwa transformasi sikap terjadi melalui pemahaman mendalam yang dimiliki oleh pendidik tentang kebutuhan belajar anak yang berbeda, penerimaan terhadap perbedaan dan kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan strategi pembelajaran. Dan berdasarkan hasil survei didapatkan bahwa 40.5% responden masih merasa pembelajaran yang seragam akan lebih efektif dari pada pembelajaran berdifrensiasi. Dan 25.9% Pendidik masih mengajar dengan cara lama. Implikasi dari penelitian ini yaitu perlunya ada dukungan secara berkelanjutan unutk pengembangan profesional pendidik dan memberikan pembekalan yang tersistematis kepada pendidik terkait dengan perubahan paradigma kurikulum. Kesimpulannya, transformasi sikap pendidik adalah landasan penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kemajuan semua siswa secara signifikan.