Last modified: 2024-10-02
Abstract
Artikel ini mengkaji konsep pendidikan multikultural yang diartikulasikan melalui gerakan altruisme dan praktik filantropi Islam oleh komunitas Sejangkauantangan di Kalimantan Timur untuk menjawab kemungkinan gerakan altruisme dan filantropi Islam berkontribusi pada pengembangan pendidikan masa depan. Metode penelitian fenomenologi digunakan untuk mendalami pengalaman hidup individu-individu di komunitas, yang dilengkapi pendekatan Life Story untuk memberikan wawasan yang kaya tentang bagaimana mereka mengartikulasikan praktik filantropi dan altruisme dalam konteks pendidikan multikultural, dan melibatkan partisipan komunitas tersebut yang aktif mengimplementasi program pendidikan multikultural di pedesaan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa komunitas tersebut berhasil menunjukkan bagaimana pendidikan masa depan dapat dibentuk melalui pendekatan multikultural dan humanis yang didukung nilai-nilai altruisme dan filantropi daerah pedesaan. Melalui upaya kolaboratif antara anak muda dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam bentuk berbagi pangan, mereka menciptakan sebuah model pembelajaran observasional dan pendidikan inklusif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat desa dari latar belakang beragam tetapi juga mengedepankan pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas di wilayah-wilayah yang sering terabaikan. Temuan ini memberikan contoh konkret bagaimana dapat pendidikan berkembang melalui kolaborasi komunitas dan pendekatan humanistik. Dengan mengintegrasikan praktik-praktik altruisme dan filantropi, sistem pendidikan lebih responsif terhadap dinamika sosial dan kebutuhan lokal sehingga menciptakan model pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.