Open Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2023

Font Size: 
Kajian Filsafat Petrarch dalam Pendidikan Kurikulum Indonesia (A Study of Petrarch Philosophy in Indonesian Curriculum Education)
Thomas Lasmono Wibowo, Kristian Delima Ajun, Stepanus Christian Danny Prasetyo

Last modified: 2023-11-01

Abstract


Abstrak

Pada tahun 2045-2050, Indonesia akan sampai kepada bonus demografi dimana jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif sekitar 15-64 tahun. Pada periode ini, Indonesia memiliki tenaga kerja yang melimpah yang bisa ikut ambil bagian dalam membentuk perekonomian dan Pembangunan Indonesia. Tanaga kerja ini diharapkan dapat menjadi pribadi yang unggul yang diajarkan dalam system kurikulum Merdeka.

Karya Ilmiah ini ingin membandingkan kurikulum Merdeka dalam sistem pendidikan Indonesia, dengan mengambil wawasan dari filosofi Petrarch yang merupakan filsuf humanis yang menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk individu yang berbudaya, beretika, dan berpengetahuan. Melalui metode tinjauan pustaka yang komprehensif, artikel ini mengeksplorasi bagaimana gagasan filosofis Petrarch dan kurikulum Merdeka memiliki nuansa yang sama yaitu menghasilkan lulusan yang berkarakter kuat, mampu berpikir kritis, dan mampu beradaptasi dalam dunia yang berubah dengan cepat.

Abstract

In 2045-2050, Indonesia will reach the demographic bonus where 70% of Indonesia's population is in productive age around 15-64 years. In this period, Indonesia has an abundant workforce that can take part in shaping Indonesia's economy and development. This workforce is expected to become an excellent person who is taught in the Merdeka curriculum system.

This scientific work aims to compare the Merdeka curriculum in the Indonesian education system, taking insights from the philosophy of Petrarch, who is a humanist philosopher who emphasizes the importance of education in forming cultured, ethical, and knowledgeable individuals. Through a comprehensive literature review method, this article explores how Petrarch's philosophical ideas and Merdeka's curriculum have similar nuances, namely producing graduates who are strong in character, capable of critical thinking, and able to adapt to rapidly changing world.