Font Size:
Dialog Antar-Agama sebagai Praktik Kolonial: Pengalaman Indonesia
Last modified: 2024-10-11
Abstract
Selama ini setiap kali ada konflik “agama”, setiap itu juga muncul usulan untuk melakukan dialog “antar-agama”. kenyataannya, termasuk di Indonesia, dialog antar-agama telah menjadi salah satu narasi utama dalam pembangunan negara-bangsa. Akan tetapi, bertolak dari sejumlah temuan-temuan terbaru dalam literatur kajian sosial agama (misalnya, Mathuraj Swamy, 2016), dialog antar-agama dikritik karena elitis dan gagal menangkap persoalan pokok dari apa yang sering diduga sebagai konflik “agama” itu. Tulisan ini akan mengelaborasi lebih dalam persoalan tersebut secara lebih spesifik dalam pengalaman Indonesia melalui perspektif kritis Talal Asad (1993, 2003, 2009). Terkait dengan itu tulisan ini juga akan meninjau proyek “moderasi beragama” di Indonesia sekarang. Berangkat dari analisis poskolonial, tulisan ini ingin melihat keberlanjutan dialog antar-agama sebagai praktik politik dan pengetahuan yang telah dikembangkan sejak era kolonial sebagai bentuk kekuasaan negara sekuler. Pada akhirnya tulisan ini berharap untuk berkontribusi tidak hanya dalam debat akademik di bidang kajian agama dan teologi, tetapi juga dalam debat publik yang lebih luas.
Keywords
dialog, antar-agama, praktik kolonial, Indonesia