USD Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2024

Font Size: 
Ritual dan Politik Keseharian Pluralisme di Fakfak, Papua Barat
Marthinus Ngabalin

Last modified: 2024-10-11

Abstract


Studi tentang ritual banyak dilakukan oleh ahli yang berfokus pada bidang antropologi [Victor Turner [1920-1983]; Max Gluckman [1911-1975] yang mendiskusikan kompleksitas dan dinamika ritual kaitannya dengan adat-istiadat serta konflik dan integrasi sosial dan individual di kalangan masyarakat Afrika. Bidang sosiologi [Emile Durkheim [1858-1917], Jeffrey C Alexander [1947] mendiskusikan korelasi ritus dan keyakinan agama serta pertunjukkan sosial. Namun penelitian mengenai ritual yang berfokus pada studi antaragama jarang dilakukan melalui lensa sosiologi budaya. Maka penelitian ini berfokus pada masyarakat Fakfak di Papua Barat memiliki ritus Tombor Maghi yang dilakukan sebagai bentuk mempererat relasi lintas agama, yaitu Islam dan Kristen. Pelaksanaan ritus ini dilakukan awalnya dilakukan dalam bidang pernikahan, namun mengalami perkembangan makna, sehingga ritus Tombor Maghi dilakukan dalam rangka membangun Mesjid “Wewowo Maesjid Maghi”, Gereja “Wewowo Gereja Maghi”, menopang pendidikan  “Wewowo STT Maghi” dan pembangunan “Wewowo Lembaga Masyarakat Adat Maghi” di Kabupaten Fakfak. Oleh sebab itu, tulisan ini hendak menjawab pertanyaan ontologis tentang apa pemahaman masyarakat Fakfak tentang ritus Tombor Maghi dalam mempererat relasi Islam dan Kristen. Untuk menjawab pertanyaan ini, penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi realis. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi yang dilaksanakan di Kabupaten Fakfak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ritus Tombor Maghi tetap dilakukan sebagai bagian dari sarana dialog dan teks kehidupan dalam merajut relasi lintas agama, khususnya dalam bidang pernikahan. Selain itu, Tombor Maghi memiliki perkembangan makna atau reproduksi budaya di mana melalui proses pembangunan dan peresmian maesjid, gedung gereja dan lembaga pendidikan, masyarakat yang berbeda agama, budaya, suku, latar belakang pendidikan bekerjasama untuk saling membantu, menolong di mana ritual itu dilestarikan dalam ruang keseharian masyarakat, sehingga hal ini dapat dilihat sebagai  bagian dari politik pluralisme dalam kehidupan keseharian orang Fakfak untuk menciptakan relasi antaragama.


Keywords


Ritus, Antaragama, Dialog, Pluralisme, Tombor Maghi

slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor