Last modified: 2024-10-16
Abstract
Dalam era digital, algoritma media sosial memainkan peran krusial dalam membentuk opini keagamaan dengan menyaring dan memprioritaskan konten berdasarkan preferensi pengguna. Mekanisme seperti epistemic bubble dan echo chamber memperkuat bias dan memisahkan individu ke dalam kelompok dengan pandangan serupa, yang dapat menghambat dialog antar agama dan merusak pluralitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana algoritma media sosial mempengaruhi pembentukan opini keagamaan dan dampaknya terhadap interaksi sosial dalam masyarakat yang majemuk. Melalui metode kepustakaan, kajian ini menganalisis dampak algoritma pada polarisasi keagamaan serta pentingnya kesadaran kritis sebagai landasan etis dalam menghadapi arus informasi. Kesadaran kritis yang ditawarkan Tan Malaka dalam Madilog, dengan penekanan pada berpikir sistematis berbasis fakta dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, diusulkan sebagai solusi untuk melawan isolasi informasi dan pengaruh algoritma. Kajian ini menyimpulkan bahwa kesadaran kritis diperlukan untuk memastikan penyebaran dan penerimaan informasi keagamaan yang lebih objektif dan inklusif di media sosial.