USD Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2024

Font Size: 
Sejarah Kepemimpinan Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin (1824-1851) dalam Perspektif Etika Keutamaan
Wiwin Malinda, Dawam Azhuri

Last modified: 2024-10-11

Abstract


Moralitas manusia saat ini masih menyediakan jarak antara ajaran dengan aktivitas moral di kehidupan sosial manusia. Ajaran moral disadari sebagai suatu yang harus atau wajib ada. Akan tetapi, kesadaran itu juga menyediakan beragam pengecualian-pengecualiannya. Dengan demikian, tulisan ini ditujukan untuk menguraikan penyebab dari adanya jarak tersebut dan berusaha untuk menemukan argumentasi-argumentasi yang dapat menjawab pengecualian-pengecualian tersebut, melalui peranan manusia di dalam moralitas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian filsafat moral dan filsafat manusia dengan pendekatan kualitatif, serta menggunakan metode kepustakaan sebagai metode pengumpulan data. Penelitian ini kemudian menghasilkan beberapa hipotesis sebagai berikut: Pertama, Adanya perbedaan yang cukup jelas peran manusia di dalam etika deontologi dan keutamaan di dalam kasus jarak antara ajaran dan aktivitas moral. Kedua, adanya titik temu mengenai peran manusia menurut Etika deontologi dan Keutamaan. Ketiga, adanya konsep kebaikan yang dapat dirumuskan melalui etika deontologi dan keutamaan di dalam penyelesaian kasus jarak antara ajaran dan aktivitas moral.



Keywords


Filsafat manusia, etika, moral, keutamaan

slot online slot gacor slot