USD Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2024

Font Size: 
Antara Iman dan Budaya: Perjumpaan dengan Yang Transenden Lewat Ritual Keti Dara Ta’a, dalam Terang Konsep Hierophani Mircea Eliade
Sebastianus Rikardo Eldi

Last modified: 2024-10-11

Abstract


Abstract

Every culture has many ceremonies in the form of rituals that are shown to a transcendent person. One example occurs in the Keti Dara Ta'a ritual in Manggarai culture. The Keti Dara Ta'a ritual is a tradition performed when a family member dies unnaturally, such as accidents, suicide, death due to natural disasters, and murder victims. In this study, researchers looked at the Keti Dara Ta'a ritual through Mircea Eliade's concept of Hierophany. There are two objectives of this study, firstly, to look at the transcendental subject in the Keti Dara Ta'a ritual in relation to the Christian faith. Secondly, to contextualize Mircea Eliade's hierophany paradigm. The method used is a literature study with books as the main source and several related articles. It can be concluded that the Keti Dara Ta'a ritual refers to a sacred phenomenon that is preserved in the frame of Manggarai culture. The sacredness patterned in the Keti Dara Ta'a ritual, no matter how complicated, still has relevance to the transcendence of Christian faith.

Keywords: Keti Dara Ta'a, faith in culture, Mircea Eliade Hierophany.

Abstrak

Setiap budaya memiliki banyak perayaan berupa ritual yang ditunjukan kepada pribadi yang transenden. Salah satu contoh terjadi dalam ritual Keti Dara Ta’a dalam budaya Manggarai. Ritual Keti Dara Ta’a merupakan sebuah tradisi yang dilakukan ketika memiliki anggota keluarga yang meninggal secara tidak wajar, seperti kecelakaan, bunuh diri, meninggal karena bencana alam, dan korban pembunuhan. Dalam kajian ini, peneliti melihat ritual Keti Dara Ta’a melalui konsep hierophani Mircea Eliade. Terdapat dua tujuan penelitian ini, pertama, untuk melihat subjek transendental dalam ritual Keti Dara Ta’a dalam relasinya dengan iman Kristiani. Kedua, untuk mengkontekstualisasikan paradigma hierophani Mircea Eliade. Adapun metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan buku sebagai sumber utama serta beberapa artikel terkait. Dapat disimpulkan bahwa ritual Keti Dara Ta’a merujuk pada fenemona sakral yang terpelihara dalam bingkai kebudayaan Manggarai. Sakralitas yang terpola dalam ritual keti dara ta’a sebagaimana pun peliknya, tetap memiliki relevansi dengan transendensi iman Kristiani.

Kata kunci: Keti Dara Ta’a, Perjumpaan iman dalam budaya, Mircea Eliade, Hierophany.


Keywords


Keti Dara Ta'a, faith in culture, Mircea Eliade Hierophany.

slot online slot gacor slot