Last modified: 2024-10-14
Abstract
Kehidupan modern saat ini sering kali ditandai dengan sikap apatis dan kecenderungan mementingkan diri sendiri. Meningkatnya individualisme dan penurunan empati sosial, yang didorong oleh kemajuan teknologi, media sosial, dan tuntutan ekonomi, dapat menunjukkan fenomena ini. Orang sering mengabaikan tanggung jawab sosial karena terlalu fokus pada pencapaian dan kenyamanan pribadi. Dengan menggunakan studi literatur, kajian ini akan mengalalisis sikap individualisme di zaman modern berdasarkan teks Galatia 5:14 yang menyoroti perintah inti dalam hukum Taurat: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Ayat ini muncul dalam situasi di mana orang-orang Galatia lebih mementingkan diri sendiri, mengabaikan semangat kasih yang sejati. Meningkatnya individualisme, Hukum Kasih harus menjadi dasar untuk menyikapi konteks Galatia yang masih terjadi sampai sekarang, di mana orang cenderung memandang diri mereka sebagai pusat segala sesuatu, bahkan dalam aspek spiritual. Banyak yang merasa suci di hadapan Tuhan berdasarkan kriteria subjektif, tetapi tidak memperlihatkan kesucian itu melalui tindakan kasih kepada sesama. Dalam situasi seperti ini, ajaran Hukum Kasih, yang menuntut umat untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri, menjadi sangat relevan dan penting. Sebagaimana yang dikemukankan oleh Emile Durkheim, individualisme yang mengutamakan kebebasan individu di atas keterikatan sosial dapat merusak solidaritas, keadaan di mana norma dan nilai sosial melemah, menyebabkan individu terasing. Fenomena ini memicu pergeseran nilai, di mana tanggung jawab sosial dan empati terabaikan, dan kesalehan menjadi sesuatu yang bersifat pribadi dan terpisah dari hubungan dengan orang lain.