Font Size:
Apakah solidaritas Yesus dalam Pembaptis menunjukkan kesetaraan untuk semua atau hanya yang terpilih? Sebuah Teologi solidaritas dalam Injil Lukas
Last modified: 2024-10-11
Abstract
Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis, sebagaimana diceritakan dalam Injil Lukas, merupakan peristiwa penting yang mencerminkan teologi solidaritas Yesus dengan umat manusia, khususnya kaum berdosa, miskin, dan tertindas. Meskipun Yesus adalah Tuhan yang tidak berdosa, tindakan-Nya menerima baptisan menandakan identifikasi diri-Nya dengan kondisi manusia yang rapuh dan penuh dosa. Dalam Injil dikatakan; “ketika seluruh orang banyak itu dibaptis Yesus juga dibaptis” (Luk 3:21). Pertanyaan yang sering mengusik logika kita semua adalah; mengapa Yesus yang adalah Tuhan mau dibaptis oleh manusia? Bukankah pembaptisan itu menandakan pembersihan diri dari dosa? Sebetulnya, dalam kisah pembaptisan itu, Lukas mau menampilkan Teologi solidaritas, yakni keberpihakan Yesus bagi kaum kecil dan pendosa menunjukkan aspek solidaritas-Nya. Tindakan keberpihakan Yesus terhadap kaum berdosa, miskin, dan tertindas ini mengajak penulis untuk turut menyuarakan suara kaum tertindas yang seringkali terbungkam. Tindakan tersebut membuka ruang dan melahirkan kesadaran moral, baik dari para pelaku penindasan maupun korban yang tertindas, supaya terciptalah ruang solidaritas terhadap semua manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep teologi solidaritas dengan berfokus pada penafsiran terhadap kisah pembaptisan Yesus yang terdapat dalam Injil Lukas.
Keywords
Lukas; 3:21-22, Pembaptis Yesus, Kaum marginal, Teologi solidaritas