Open Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2025

Font Size: 
Ekosistem Pembelajaran Sebagai Fasilitator Pengembangan Kreativitas Dalam Menghadapi Budaya Instan Digital
Christian Wildeciano Jogo

Last modified: 2025-10-17

Abstract


Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri secara mendalam, dari sudut pandang filosofis, bagaimana Ekosistem Pembelajaran dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk memupuk kreativitas sejati—kreativitas yang mendalam—di tengah gelombang tantangan dari budaya instan digital. Arus deras teknologi saat ini, termasuk kemudahan yang ditawarkan oleh kecerdasan buatan (AI) dan solusi-solusi siap pakai, telah menciptakan sebuah "tradisi serba cepat" atau instanisme. Secara fundamental, tradisi ini mengikis pentingnya proses berpikir yang lambat (slow thinking) serta upaya untuk menghasilkan karya kreatif yang orisinal. Dampaknya, proses belajar berisiko tereduksi menjadi sekadar pengumpulan data atau informasi secara cepat, alih-alih pemahaman mendalam.

Secara filosofis, situasi ini mendesak kita untuk meninggalkan model pembelajaran yang hanya berpusat pada guru (teacher-centered). Sebaliknya, diperlukan pergeseran menuju model yang benar-benar berpusat pada pelajar, di mana peran fasilitasi belajar didistribusikan secara merata ke berbagai komponen pendukung teknologi (sebagai media pendukung) dan teman sebaya (sebagai fasilitator yang saling berinteraksi). Melalui metode kualitatif dan studi literatur yang ekstensif, studi ini mengemukakan bahwa Ekosistem Pembelajaran harus direkonstruksi secara radikal. Analisis yang dihasilkan menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk merancang pengalaman belajar yang sengaja menantang daya pikir kreatif. Desain pembelajaran ini harus secara terencana menghambat jalan pintas instan dan mengembalikan esensi dari proses, kegagalan, dan refleksi mendalam sebagai syarat mutlak bagi lahirnya kreativitas yang otentik.

 

 

Abstract

This research aims to delve deeply, from a philosophical perspective, into how a Learning Ecosystem can serve as a robust foundation for cultivating authentic and profound creativity a creativity that stands strong against the surging wave of digital instantaneity. The rapid current of modern technology, including the accessibility offered by artificial intelligence (AI) and ready-made solutions, has fundamentally generated a "fast-track tradition," or instanism. This tradition fundamentally erodes the importance of slow thinking processes and the dedicated effort required to produce genuinely original creative works. Consequently, the learning process risks being reduced to merely a swift collection of data or information, rather than evolving into deep, meaningful comprehension.

Philosophically, this situation compels us to move beyond traditional teacher-centered learning models. Instead, a radical shift is needed toward a genuinely learner-centered model, where the role of learning facilitation is distributed across various supporting components: technology (as a supportive medium) and peers (as interactive facilitators). Employing a qualitative method and extensive literature review, this study posits that the Learning Ecosystem must be radically reconstructed. The resulting analysis highlights an urgent need to design learning experiences that deliberately challenge creative thinking. This instructional design must systematically impede instant shortcuts and re-establish the essence of process, failure, and deep reflection as absolute prerequisites for the emergence of authentic creativity.


Keywords


Filsafat Pendidikan, Kreativitas, Budaya Instan Digital, Ekosistem Pembelajaran.