Universitas Sanata Dharma (USD) Conferences, Seminar Nasional Filsafat 2025

Font Size: 
Sistem Among Ki Hajar Dewantara: Fondasi Humanistik bagi Pendidikan Merdeka di Indonesia”
Albertus Bisara Kerong

Last modified: 2025-10-17

Abstract


The Among System, developed by Ki Hajar Dewantara, serves as a foundational framework for the establishment of a national education system rooted in humanitarian values and individual freedom. This pedagogical model positions learners at the center of the educational process, while educators function as guides who accompany and direct students in accordance with their innate potential and environmental context. The core principles of the Among System-asah, asih, and asuh-emphasize nurturing intelligence, cultivating affection, and providing guidance with care and responsibility. Through the philosophical tenets of ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, and tut wuri handayani, Ki Hajar Dewantara underscores that authentic education should lead rather than coerce, enabling learners to grow into autonomous individuals both physically and spiritually. This study employs a descriptive-analytical approach to examine the contemporary relevance of the Among System within the context of Indonesian education. The findings indicate that the Among System embodies humanistic values that align closely with the objectives of the Merdeka Belajar (Freedom to Learn) initiative, promoting the development of intelligent, ethical, and resilient Indonesian citizens. Revitalizing the values inherent in the Among System offers a pathway for national education to foster individuals who are free, responsible, and deeply rooted in the nation's cultural heritage.

Sistem Among yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan dasar penting bagi pembentukan pendidikan nasional yang berjiwa kemanusiaan dan kebebasan. Sistem ini menempatkan peserta didik sebagai pusat proses pendidikan, sedangkan guru berperan sebagai penuntun yang mendampingi dan mengarahkan anak sesuai dengan kodrat dan lingkungan hidupnya. Prinsip utama dalam sistem Among adalah asah, asih, dan asuh, yang berarti mendidik dengan kasih sayang, membina kecerdasan, serta menuntun dengan perhatian dan tanggung jawab. Melalui semboyan ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pendidikan sejati harus menuntun, bukan memaksa, serta membantu peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang merdeka lahir dan batin. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis untuk mengkaji relevansi sistem Among dalam konteks pendidikan Indonesia masa kini. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem Among memiliki nilai-nilai humanistik yang sangat sesuai dengan tujuan Pendidikan Merdeka, karena mendorong lahirnya manusia Indonesia yang cerdas, berakhlak, dan berkepribadian kuat. Dengan menghidupkan kembali nilai-nilai sistem Among, pendidikan nasional dapat menjadi sarana pembentukan manusia yang bebas, bertanggung jawab, dan berakar pada budaya bangsa.

 

 


Keywords


Sistem Among, Ki Hajar Dewantara, pendidikan humanistik, pendidikan merdeka, budaya bangsa.