Last modified: 2024-10-11
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis komunitas SEPE KITA sebagai model komunitas berbasis iman yang sukses dalam membangun jaringan solidaritas lintas agama dan budaya. Berakar pada semangat misionaris Claretian, komunitas ini bersifat inklusif dan terbuka bagi semua kalangan, menjadi wadah yang mempersatukan beragam latar belakang untuk mewujudkan kebaikan bersama. Melalui berbagai kegiatan sosial, SEPE KITA tidak hanya meringankan beban mereka yang membutuhkan, tetapi juga memperkuat jaringan solidaritas. Artikel ini mengupas lebih dalam semangat kebersamaan dan kepedulian yang menjadi landasan komunitas SEPE KITA, serta dampak positif yang ditimbulkan, khususnya bagi masyarakat di sekitar Kupang, NTT. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melibatkan wawancara dengan anggota komunitas SEPE KITA dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SEPE KITA telah menciptakan ruang dialog yang inklusif, di mana perbedaan dihargai dan keberagaman menjadi kekuatan. Dengan menggunakan teori Ekumenisme Etikal dari Paul Knitter, artikel ini mengidentifikasi beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada keberhasilan SEPE KITA, yakni ekumenisme etikal, nilai-nilai kebersamaan, dan komitmen terhadap pelayanan sosial. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengembangan komunitas berbasis iman lainnya serta upaya membangun masyarakat yang lebih inklusif dan toleran.