Last modified: 2024-10-11
Abstract
Dalam tulisan ini, penulis mengkaji pemikiran Filsuf Plato dan Driyakara mengenai proses pendidikan dan pencarian pemimpin kalos kagathos. Istilah kalos kagathos merujuk pada konsep kesatuan antara kebaikan (kalos) dan kebajikan (agathos) yang dikenakan pada seorang pemimpin yang ideal. Dalam karya-karyanya Plato, pentingnya pendidikan unuk membentuk pemimpin yang berkarakter, bijaksana, dan adil. Sedangkan dalam pandangan Nicolaus Driyarkara menekankan nilai-nilai kemanusiaan atau hominisasi dan spiritual dalam pendidikan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana mendidik dan mencari calon pemimpin yang berciri kaloskagatos dalam konteks demokrasi Indonesia saat ini. Karena demokrasi bisa dimaknai pula sebagai ajang perjumpaan antara berbagai elemen masyarakat yang berbeda dalam semangat keterbukaan dan penghargaan demi kebaikan bersama (bonum commune). Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui studi pustaka, penulis menggali pandangan kedua filsuf tersebut, kemudian menerapkan konsep-konsep yang relevan dalam konteks pendidikan kepemimpinan di Indonesia saat ini. Hasil menunjukkan bahwa dengan menganalisis pemikiran dari kedua tokoh ini, berupaya mengidentifikasi inti dari pendidikan yang ideal untuk membentuk karakter pemimpin yang tidak hanya berkompeten tetapi juga memiliki nilai etika dan moral yang kuat.
Kata kunci: Demokrasi Indonesia, Driyarkara, Pemimpin Kalos kagathos, Pendidikan, dan Plato
Abstract
This paper examines the thoughts of philosophers Plato and Driyarkara regarding the process of education and the search for kalos kagathos leaders. The term kalo kagathos refers to the concept of unity between goodness (kalos) and virtue (agathos) attributed to an ideal leader. In his works, Plato emphasizes the importance of education in shaping leaders who are characterized, wise, and just. In contrast, Nicolaus Driyarkara emphasizes humanistic values or humanization and spirituality in education. This paper aims to analyze how to educate and find candidates for leaders characterized by kalos kagathos in the context of contemporary Indonesian democracy. Because democracy can also be understood as a forum for encounters between various different elements of society in the spirit of openness and respect for the common good (bonum commune). Using qualitative research methods through literature studies, the author explores the views of these two philosophers and then applies relevant concepts within the context of leadership education in Indonesia today. The results show that by analysing the thoughts of these two figures, an attempt is made to identify the core of ideal education for shaping leaders who are not only competent but also possess strong ethical and moral values.
Keywords: Indonesian Democracy, Driyarkara, Kalos Kagathos Leader, Education, and Plato