USD Conference Systems, Seminar Nasional Filsafat 2024

Font Size: 
Tinjauan Kritis atas Aksi Puasa Pembangunan Berdasarkan Perspektif Moral Gerard Gilleman
Feremenatos Oktafilio Adi, Paulus Bambang Irawan

Last modified: 2024-10-11

Abstract


Aksi Puasa Pembangunan adalah sebuah program yang menjadi gerak bersama umat di seluruh keuskupan yang bernaung di bawah Konferensi Waligereja Indonesia. Semangat awal yang hendak dibangun adalah membantu mereka yang berkekurangan. Kendati demikian, perlahan APP dikembangkan di berbagai keuskupan sesuai fungsi dan konteksnya masing-masing. Keuskupan Agung Semarang sendiri menerapkan APP dalam lingkup yang paling kecil, yakni keluarga. Dengan mempercayakan APP pada masing-masing rumah tangga, Keuskupan Agung Semarang berharap bahwa melalui APP, tercipta budaya dan kontrol sosial yang cukup untuk mendidik angguta keluarga tekun bersedekah, menyisihkan nafkah setiap hari. Sedekah diharapkan menjadi nilai yang mendarah daging melalui adanya kebiasaan ber-APP.

Dalam kacamata sejarah teologi moral, pendekatan APP mirip dengan pendekatan yang dilakukan oleh kelompok manualis. Adanya APP merupakan program yang ditanamkan dari luar diri seseorang, dan tidak pertama-tama mengalir dari kesadarannya sendiri. Kebijakan terbaru mengenai APP yang diberlakukan di Keuskupan Agung Semarang sejak 2023, tentu semakin menekankan unsur kewajiban yang setengah memaksa.

Maka, pertanyaan pokok di dalam paper ini adalah: karena nuansa manualis yang sangat kuat, sejauh mana praktek APP membantu perkembangan moral umat Keuskupan Agung Semarang? Gerard Gilleman, seorang teolog moral kenamaan abad XX memberi kritik keras pada teologi moral yang hanya berfokus pada 'paksaan' eksternal. Bagi Gilleman, tindakan moral yang sejati haruslah secara murni mengalir dari cinta kasih. Perilaku moral tidak boleh terjebak pada sekedar kewajiban dan kriteria minimal, melainkan harus mengeksplorasi nilai luhur yang hendak diinternalisasikan untuk mendewasakan nurani.

Tentu pandangan Gilleman sendiri tidak sepenuhnya dapat diterima. Gilleman tidak menyentuh apa yang disebut sebagai pendidikan moral seperti digagas oleh Lottin. Tanpa pemahaman nurani yang cukup, kriteria moral setiap orang bisa sangat relatif dan sulit dipertanggungjawabkan. Melihat hal ini, nurani perlulah dilatih sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan nilai-nilai moral yang bermutu. Adanya habitus, semacam kerangka berpikir yang terbentuk dari tindakan yang diulang-ulang, dapat dipahami sebagai salah satu alat pendidikan yang diharapkan dapat membantu dalam pendewasaan nurani.


Keywords


Aksi Puasa Pembangunan, Gerard Gilleman, charity, nurani.

slot online slot gacor slot